“Korea Selatan tengah dilanda Covid-19 gelombang II, sehingga terpaksa kembali menutup lebih dari 200 sekolah hanya beberapa hari setelah dibuka,” kata Ketua Umum (Ketum) DPP PGK, Bursah Zarnubi dalam web seminar (Webinar) halal bihalal millenials talk bertajuk ‘Catatan Kaum Muda untuk New Normal’ di Jakarta, Sabtu (30/5/2020).

JAKARTA (Eksplore.co.id) – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) meminta pemerintah dan masyarakat belajar dari kegagalan penerapan tatanan kehidupan normal baru di Korea Selatan (Korsel).

 

Karena, Corona Virus Disease 2019/Covid-19 (Virus Korona) belum hilang dari dunia, sehingga ini akan muncul kembali.

 

“Korea Selatan tengah dilanda Covid-19 gelombang II, sehingga terpaksa kembali menutup lebih dari 200 sekolah hanya beberapa hari setelah dibuka,” kata Ketua Umum (Ketum) DPP PGK, Bursah Zarnubi dalam web seminar (Webinar) halal bihalal millenials talk bertajuk ‘Catatan Kaum Muda untuk New Normal’ di Jakarta, Sabtu (30/5/2020).

 

Rencana pemerintah menerapkan tatanan kenormalan baru didukungnya, meskipun itu memancing pro dan kontra di tengah masyarakat.

 

Sebab, hal ini merupakan paradigma baru tentang bagaimana masyarakat belajar hidup nyaman dalam suatu sistem sosial masyarakat selama pandemi Covid-19.

 

“Semua aktivitas ekonomi, bernegara, dan lain-lain harus berjalan dan kita harus selamat dari ancaman Covid-19,” ujarnya.

 

Tatanan kenormalan baru dijalankan dengan menerapkan protokol kesehatan. Langkah ini dibarengi dengan penyiapan fasilitas kesehatan (faskes) dan rumah sakit (RS).

 

“Kalau tidak, kita akan menghadapi bencana yang bisa lebih besar kalau kita tidak siap,” jelasnya.

 

Masyarakat diminta mematuhi protokol kesehatan berupa pola hidup sehat seperti mencuci tangan dengan hand sanitizer, menggunakan masker, cuci tangan, dan menjaga jarak, minum vitamin C, E dan D. Sebab, kalau tidak kita rentan terkena virus. (mam)

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini