·JAKARTA (eksplore.co.id) – Kementerian Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerjasama mengembangkan wisata kesehatan (health tourism). Hingga tahun 2022 pengembangan wisata Kesehatan akan terfokus kepada medical tourism dan wellness & herbal tourism.
“Wellness tourism (wisata kebugaran) menjadi alternatif liburan, kontribusinya sangat menjanjikan,” kata Menparekraf Sandiaga S Uno, saat membuka Indonesia Wellness Tourism International Festival (IWTIF) 2021, Rabu (1/9/2021) secara virtual.
Berapa tidak, kontribusi sektor wisata kebugaran telah memberikan kontribusi sebesar 4,2 triliun dolar AS pada 2017. Dua tahun kemudian, kontribusinya naik menjadi 4,5 triliun dolar AS. Di tahun 2020, pertumbuhan sektor ini mencapai 7,5% dalam setahun.
“Karena itu, wellness tourism harus menjadi satu dari empat sektor wisata kesehatan yang dikembangkan Kemenkes dan Kemenparekraf,” kata Sandi. Tiga sektor wisata kesehatan lainnya adalah wisata medis, wisata olahraga kesehatan, dan wisata ilmiah kesehatan.
Direktur Wisata Alam, Budaya, dan Buatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Alexander Reyaan menambahkan, kedua kementerian ini menyepakati hingga 2022
pengembangan wisata kesehatan
akan terfokus kepada medical tourism dan
wellness & herbal tourism. “Finalisasi Draft Rancangan Kepmen Bersama tentang Pedoman Penyelenggara Wisata Kesehatan di Indonesia, termasuk di dalamnya wellness & herbal tourism saat ini tengah dalam pembahasan,” kata Alex.
Sementara itu, Ketua Panitia IWTIF 2021 Agnes Lourda Hutagalung menjelaskan, Indonesia Wellness Tourism Internasional Festival (IWTIF) diselenggarakan dengan tujuan untuk melestarikan, mempromosikan dan menjadikan ethnowellness di Indonesia sebagai warisan budaya dunia. “Dengan demikian, potensi budaya melalui produk herbal dan produk wellness UMKM Indonesia bisa dikenal dan dinikmati oleh masyarakat dalam dan luar negeri,” kata Lourda, yang juga ketua umum Wellness Health Entrepreneur Association (WHEA).
Dalam acara yang dipandu Ketua Umum Indonesia Spa Professional Association (IndSPA) Yulia Himawati, Lourda menambahkan, kegiatan IWTIF 2021 juga diharapkan dapat menjadi ajang promosi wellness tourism Indonesia sebagai top of mind pasar dalam dan luar negeri melalui pemasaran dan penjualan produk dan pelayanan.
IWTIF 2021 merupakan kerja bareng tiga organisasi profesi spa dan wellness, yaitu Indonesia Wellness Master Association (IWMA), Wellness & Healthcare Entrepreneur Association (WHEA) & Indonesia Wellness Spa Professional Association (IWSPA d/h INDSPA). Acara yang diadakan hingga 30 September 2021 itu juga didukung Kemenparekraf/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, BNI, Dan Pemerintahan Daerah (Pemda).
Turut hadir secara virtual pada
Pembukaan IWTIF 2021 itu antara lain; perwakilan KBRI Bangkok (Thailand), Den Haag (Belanda), London (Inggris), Kuala Lumpur (Malaysia) dan KJRI Cape Town (Afrika Selatan); perwakilan pemerintah daerah Jawa Tengah, Maluku, dan Papua; perwakilan Kemenkop dan UKM, Kemenperin. Ada sekitar 200 UKM terlibat dalam festival wisata Kesehatan tingkat internasional ini, di samping para wellness enthusiast dan diaspora Indonesia.
Paket acara yang dikemas Dalam IWTIF 2021 meliputi; wellness & tourism webinar, wellness training & workshop, online marketplace, game & doorprize, dan brand awarding. Semua dapat diakses melalui website www.iwtif.com.
Lourda mengungkapkan, saat ini, Indonesia menempati peringkat ke-17 dari aspek wellness tourism market. Kearifan lokal dari kurang lebih 1.340 suku bangsa nusantara, rempah-rempah sebagai bahan baku produk, keragaman seni budaya serta keramahtamahan dan act of services terapis Indonesia dapat berkontribusi dalam pengembangan wellness tourism dunia.
“Wellness berbasis kearifan lokal atau ethnowellness ini adalah kunci bagi Indonesia untuk berkiprah di ajang dunia dan peluang untuk pemulihan ekonomi nasional dari aspek pariwisata,” katanya. (bani saksono)