“Undangan untuk menghadiri sidang dibatasi hanya dihadiri Menag dan Wamenag, Majelis Ulama Indonesia serta Komisi VIII DPR,” kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Agus Salim di Jakarta pada Sabtu (16/5/2020).

JAKARTA (Eksplore.co.id) – Para Umat Islam tidak bisa menjalankan ibadah puasa Ramadan dan Idul Fitri secara sembarangan. Karena hal ini mesti dihitung lewat suatu metode bernama Hisab, Ruqyah, atau kombinasi keduanya.

Metode Hisab merupakan perhitungan awal bulan baru ditandai setelah melihat matahari terbenam dilanjutkan dengan melihat bulan sabit (hilal) dengan mata telanjang pada hari ke-29. Apabila bulan sabit tidak dijumpai, maka awal bulan baru adalah keesokan harinya, sehingga satu bulan berusia 30 hari.

Untuk metode Ruqyah merupakan perhitungan tadi dengan menggunakan bantuan teknologi. Sebab, suatu waktu tidak bisa melihat hilal secara langsung akibat cuaca kurang baik seperti tertutup awan mendung atau hujan.

Dengan demikian Indonesia memilih kombinasi untuk penetapan awal dan akhir Ramadan, sehingga ini bisa ditentukan awal Syawal. Satu orang saja dari masing-masing metode melihat hilal, maka itu diputuskan sebagai awal bulan baru.

Kementerian Agama (Kemenag) akan menyelenggarakan Sidang Isbat untuk menetapkan Idul Fitri 1441 Hijriah atau 2020 Masehi pada Jumat (22/5/2020). Acara ini dilakukan dengan menggunakan protokol kesehatan.

“Undangan untuk menghadiri sidang dibatasi hanya dihadiri Menag dan Wamenag, Majelis Ulama Indonesia serta Komisi VIII DPR,” kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Agus Salim di Jakarta pada Sabtu (16/5/2020).

Para peserta dari unsur pimpinan ormas Islam diundang Sidang Isbat melalui aplikasi pertemuan daring. Sidang ini akan dipimpin secara langsung oleh Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi.

Untuk peliputan media juga hanya akan diundang secara terbatas dengan menunjuk Televisi Republik Indonesia (TVRI) sebagai TV Pool. Jadi, apabila suatu media mau menyiarkan Sidang Isbat Idul Fitri bisa berkoordinasi dengan lembaga penyiaran publik tersebut.

“Kami juga memanfaatkan medsos Kemenag untuk melakukan live streaming,” ujarnya.

Agus meneruskan tahapan Sidang Isbat dilakukan sebagaimana penetapan awal Ramadan lalu. Sesi pertama dimulai pukul 17.00 WIB berupa pemaparan posisi hilal Awal Syawal 1441 H oleh anggota Falakiyah Kemenag Cecep Nurwendaya.

Setelah Salat Maghrib Sidang sbat dibuka oleh Fachrul dilanjutkan dengan laporan data hisab dan hasil rukyatul hilal dari 80 titik di seluruh Indonesia.

“Hasil sidang isbat akan diumumkan olehnya secara telekonferensi dan disiarkan langsung oleh TVRI dan live streaming medsos Kemenag,” jelasnya. (mam)

 

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini