Kol. Purn.Sugengwaras

INI YANG bisa merusak Bangsa Indonesia, sekali lagi bukan hanya umat Islam saja, melainkan seluruh bangsa Indonesia!

Saya paham, cap TERORISME, yang lebih hanya dimengerti dan dimiliki oleh para penegak hukum terutama BIN dan POLRI bertujuan untuk keamanan dan keselamatan bangsa Indonesia, namun marilah kita tinjau kembali hasil dan akibatnya.

Esensi terorisme adalah, suatu perbuatan, tindakan, kejadian, penciptaan yang bertujuan atau menjadikan situasi ketakutan, kepanikan, kekacauan bahkan kehancuran / malapetaka dahsyat.

Tidak bisa diingkari, akibat kemajuan dan perkembangan tehnologi dan ilmu pengetahuan, menjadikan dunia semakin sempit, informasi dan transformasi semakin cepat dan transparan.

Memang, masalah Kamtibmas merupakan domain tugas tugas kepolisian, namun demikian marilah kita ulas secara garis besar terkait sasaran dan dampaknya.

Secara strategis, operasional sampai teknis, sudah banyak tahu dari manapun sumber dan asalnya jaringan teroris pasti tidak akan nampak secara pasti.

Tahapan dan langkah langkah terorispun banyak orang tidak tahu dan tidak mengerti. Jika teroris berhasil, akan terjadilah situasi dan kondisi yang dikehendaki oleh mereka.

Maka untuk menghadapi ini dibentuklah satuan-satuan tugas mulai skala Internasional sampai lokal, baik langsung atau tidak langsung, mencegah, menindak dan memulihkan kembali terhadap tindakan teroris ini, yang dinamai satuan tugas Anti Teror atau Penanggulangan Teror.

Masalahnya sering terjadi dinegeri ini, bahwa sasaran yang ditangkap menurut orang awam, seakan tanpa diduga, tanpa disangka bahkan tanpa salah.

Terlebih orang yang disangkakan cenderung mengarah kepada oknum / kelompok orang Islam, dan faktanya beberapa orang yang telah tertangkap adalah oknum orang atau kelompok Islam.

Masalahnya masyarakat kita belum banyak yang paham bahwa Islam yang ada di Indonesia ini terdiri ada kelompok-kelompok Islam yang beda pemahaman dan berhadapan meskipun dalam posisi mayoritas dan minoritas.

Di sinilah para petugas anti teror, perlu lebih memahami sejarah / wawasan lebih luas.

Kalau kita lebih cermat, sesungguhnya teror lebih banyak dilakukan oleh orang-orang di luar Islam.

Contoh segar dan gamblang adalah peristiwa pembunuhan 40.000 rakyat Sulawesi di lapangan Karebosi, Makassar, ketika Tentara Belanda yang b ernama Westerling, mengumpulkan dan membunuh 40.000 rakyat Sulawesi Selatan.

Dan masih banyak contoh contoh di negara negara lain di dunia ini, terorisme dilakukan oleh orang-orang diluar Islam.

Bahkan ada seorang ustad yang mengatakan tidak ada satupun kata atau ayat ayat dalam Islam yang mengajarkan tentang terorisme.

Jadi menurut saya, ada langkah yang perlu diluruskan untuk para satuan tugas anti teror ini, yang cenderung mencap para terorisme ini berasal dari kalangan islam.

Saya lebih memaknai bahwa oknum atau kelompok Islam yang terindikasi terorisme, hanya merupakan percikan yang dimanfaatkan dan diperalat oleh orang orang dari luar islam.

Orang orang diluar Islam inilah, yang sebenar benarnya TERORIS, yang memperalat dan memanfaatkan oknum orang Islam yang berlatar belakang antara lain, pendidikan rendah, miskin, awam paham Islam atau kecewa.

Oleh karenanya saya menghimbau, hendaknya kita semua menyadari dan saling mengingatkan, marilah kita bina dan arahkan secara baik dan tepat umat Islam di Indonesia, agar tidak dipojokkan atau dicap sebagai pengkhianat, penjahat atau TERORIS.

Hal ini sangat rentan dan bisa menimbulkan kecemburuan umat Islam terhadap umat di luar Islam, karena seakan hanya umat Islam saja yang mendapat predikat buruk ini, yang pada akhirnya dapat menimbulkan salah paham dan dan salah sasaran yang tidak menutup kemungkinan berkembang menjadi konflik sosial bangsa.

Sekali lagi, marilah bersama sama kita benahi agar cap TERORISME tidak selayaknya disandangkan kepada Umat Islam di Indonesia.

Bandung, Jumat, 14 Agustus 2020

*penulis, purn TNI (Koppasus), pemerhati masalah Pertahanan dan Keamanan NKRI

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini