JAKARTA (Eksplore.co.id) – Ada model baru untuk membantu produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menembus pasar global, yaitu National Export (NEX). Program Ini merupakan kerja bareng yang ditawarkan PT Refealium Barakah Hub, PT Pos Logistic Indonesia, dan Indonesia Eurasia International Council.

Peluncuran kerjasama pemasaran produk UMKM melalui NEX ditandai dengan penandatangan naskah kerjasama oleh Direktur Utama PT Refealium Barakah Hub Devi Erna Rachmawati, Direktur Utama PT Pos Logistik Indonesia Yuzon Erman, dan Ruslan Israpil, di Jakarta, Selasa (13/10/2020).

Devi menjelaskan, penerapan program ini bukan hanya untuk mendorong UMKM agar ekonomi Indonesia dapat bertahan di masa pandemi covid-19 saja. “Melainkan ada banyak pengusaha Indonesia, terutama pengusaha-pengusaha muda yang mengembangkan produk yang kreatif berkualitas dan dapat bersaing di pasar global,” katanya.

Menurut Devi, saat ini yang perlu dilakukan pemerintah adalah tidak hanya menahan penyebaran covid-19. “Tapi juga diperlukan terobosan-terobosan baru untuk meningkatkan produktivitas UMKM baik dari segi quality, quantity dan permodalan,” tuturnya.

E-Commerce, kata Devi, dapat dimanfaatkan untuk operasional bisnisnya. Dengan cara itu, UMKM akan mendapatkan akses pasar yang lebih luas dan berpeluang menggaet  pelanggan baru. Di sisi lain, pelanggan akan lebih mudah mendapatkan informasi yang diperlukan secara online.

Menurut Devi, ekspor produk UMKM sangat potensial, terbuka luas dan dapat terus ditingkatkan. Apalagi kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 61%. Sedangkan nilai ekspornya mencapai Rp293,84 triliun atau 14,37% dari total ekspor non-migas nasional.

Transaksi E-Comerce

Pada kesempatan Itu, Ruslan Israpil menjelaskan, perkembangan teknologi dewasa ini semakin pesat. Manfaat kecanggihan teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dengan jual-beli secara online. “Hanya dengan satu genggaman melalui aplikasi jual-beli online yang ada pada smartphone  kita dapat membeli barang yang kita inginkan tanpa harus keluar rumah,” kata Ruslan.

Adanya e-Commerce yang menggunakan sistem pembayaran dengan cara transfer atau non tunai yang lebih praktisi, efisien, dan praktis, kata dia, dapat mendorong terciptanya masyarakat cashless society.  Peningkatan jumlah anggota online shop juga membuat nilai transaksi e-commerce di Indonesia meningkat. Pada tahun 2018 pengguna belanja online mencapai  8,7 juta dan nilai transaksi $4.89 miliar.

“Hal itu membuat bisnis melalui e-commerce semakin menggiurkan. Melalui program NEX e-commerce menjadi salah satu peluang UMKM menjadi jalan untuk dapat bersaing di pasar global.

Menurut Ruslan, diperkirakan, 2020 akan menjadi tahun yang unik untuk e-niaga B2B, dengan penjualan yang diperkirakan dua kali lebih besar daripada ritel online (B2C). “Kita berharap untuk mengamati transformasi digital massal bisnis B2B di seluruh dunia selama beberapa tahun ke depan. Tren dalam e-niaga B2B di tahun 2020 sebagian besar dibentuk oleh apa yang terjadi di pasar B2C,” masih kata Ruslan.

Dari statistik e-niaga B2C, kita dapat melihat bahwa orang menghabiskan lebih banyak waktu online dengan perangkat seluler daripada desktop. Pada 2021, 73% penjualan e-niaga akan dilakukan dengan cara ini.

Artificial intelligence (AI) and machine learning (MI), katanya,  semakin banyak diadopsi di situs e-commerce B2C berukuran menengah hingga besar. Dalam B2B e-commerce, AI sebagian besar digunakan oleh pemain terbesar. Tapi kini semakin banyak perusahaan menengah juga berpikir untuk memanfaatkannya.

Sementara Itu, Yuzon mengatakan, OT Pos Logistik Indonesia nerupakan anak perusahaan BUMN yang memiliki pengalaman di bidang logistik yang meliputi freight forwarding, transporting, warehousing, kargo dan jasa pengurusan Kepabeanan di wilayah Indonesia ataupun ke luar negeri.  “Kami akan mensupport dan bekerjasama untuk mengembangkan NEX dengan memfasilitasi pengiriman produk-produk UMKM ke luar negeri dengan kapasitas di bawah 100 kg,” ujarnya.

Dia berharap, program NEX ini dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Yaitu, membantu UMKM tidak hanya bertahan di tengah pandemi covid-19. Tapi, juga menjadi stimulus dalam mensupport UMKM agar berssing di pasar global dengan menggunakan teknologi digital. (bs)

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini