catatan Tjik Abu Hanifah*

SEJAK kena stroke, rendah diri, merasa sudah tdk berguna lagi. Kehidupan lebih banyak di rumah. Paling ke luar untuk terapi. Di Sasana Husada, di depan Rumah Sakit Pertamina, Kebayoran Baru. Satu minggu dua kali. Latihan lempar dan menangkap bola. Membuka dan memasang kancing baju. Dan belajar berjalan.

Bila malam, belajar menulis di komputer. Karena menulis dengan pena di atas kertas tdk bisa memegang penanya. Menuliskan Asma Allah dengan pengertiannya. Dan belajar menulis artikel. Membangunkan orang untuk sholat tahajjud. Tahun 1995, ketahuan Istri Betty Irawatih Hastina Putri bahwa saya tidak bisa mengaji/membaca Al Qur’an. Istri carikan guru ngaji. Belajar dari Iqra. Seminggu dua kali, setiap habis mahgrib.

Dulu waktu kecil guru ngaji galak. Pak Nga Haji Zakaria, namanya. Murid-murid memanggilnya Pak Nga Aji Keciak. Siang dia punya bengkel sepeda. Bada’ màghrib ngajar ngaji, sambil memegang rotan sebesar jari kelingking. Bila salah membaca. Jangan harap bisa lepas dari sabetan rotan. Tidak kencang, sekedar mengingatkan ut belajar yang benar. Karena rotan itulah jadi sering bolos. Pada hal, pamit dengan Mak di rumah mau ngaji. Udah besar baru menyesal. Tidak bisa ngaji. Memang tdk ada penyesalan di depan.

Suatu ketika sekretaris Bang Fahmi Idris, Emmy Hutapea, menilpon. Hari Senin
di suruh ke Kodel. Dalam hati saya bertanya. Ada apa ya laskar tidak berguna dipanggil Bang Fahmi. Rupanya disuruh bentuk Yayasan Masyarakat Bangga Produk Indonesia, (MBPI). Dengan kegiatan seminar, diskusi, ceramah penerbitan buku dan lain lain. Sebagai Ketua Fahmi Idris, wakil, Kang, M Sobari dan Warsono. Sekretaris, Zaini Jahja dan Emmy Hutapea. Bendahara, Abu Hanifah dan Zahidi. Pengawas Tjarda Muchtar dan Fauzi Aziz.

Rutin sebulan dua kali diskusi. Pernah menampilkan Prof. Yusri Izza Mahendra, Agun Gunanjar, Ferry Mursidan. Diskusi juga dilaksanakan bekerjsama dengan Universitas Sunan Muria, Kudus, Jawa Tengah. Dengan bengkel Theaternya Butet Kartarahardja di Yogya. Diskusi di Pamekasan, Madura, kerjasama dg Pemda setempat. Telah menerbitkan buku, Saudagar Dalam Lintasa Sejarah Politik Indonesia. Divine Kretek, Rokok Sehaf. Dan buku Konflik Interprestasi Konstitusi.

Karena sudah bertekad untuk menjadikan diri bermanfaat ut org banyak. Maka tdk pilih-pilih kegiatan. Mengurus yayasan Bang Fahmi dg banyak kegiatan. Setiap malam sekitar jam satu pagi. Via WhatAppl dan Facebook membangunkan, teman, saudara, sahabat dan famili untuk bangun. Sholat Tahajjud, zikir dan siap-siap sholat subuh. Pagi sekitar jam 10.00, mengirim tulisan di WhatsApp dan Facebook. Mengajak orang untuk menjadi baik saling tolong menolong. Dengan banyak kegiatan akhirnya dapat keliling dunia.

Salam dari Mutiara Baru.
Sabtu. 5 September 2020.

*abu hanifah, mantan staf khusus Menteri Perindustrian, anggota DPR 1997-1998

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini