BANDUNG (Eksplore.co.id) – Saat ini jumlah warung yang tersebar di berbagai belahan tanah air mencapai 3,5 juta unit. Mereka perlu diberdayakan seiring maraknya usaha ritel moderen. Warung-warung itu perlu diberdayakan agar mampu menghidupi keluarganya. Yang penting lagi adalah warung-warung itu merupakan kekuatan ekonomi rakyat yang paling riil.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan pemberdayaan warung-warung itu telah menjadi prioritas pemerintah. Hail itu diungkapkan Teten saat Peluncuran Virtual Produk Terbaru Bukalapak di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Minggu (8/3/2020).
Tentu Teten merasa senang dan memberikan apresiasi kepada pihak yang turut membantu pemberdayaan warung-warung itu agar berkembang dan naik kelas, dari mikro menjadi kecil, dan yang kecil tumbuh menjadi kelas menengah.
“Warung tradisional biasanya barang dagangannya terbatas, jangkauan pasar terbatas. Sekarang dengan digitalisasi maka pasarnya berkembang, tidak hanya sebatas kampungnya. Barang daganganya bisa dapat pasokan distribusi dari warehouse Bukalapak sehingga harganya kompetitif. Selain itu, bukan hanya jualan kebutuhan,” tutur Teten.
Dengan program digitalisasi, warung-warung mitra Bukalapak pun juga bisa menjadi agen pembayaran, hingga transfer emas, pengisian pulsa, voucher listrik, voucher game, hingga pembayaran pajak kendaraan secara langsung.
“Ini sangat posif,” kata Teten dalam acara yang dihadiri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin, Staf Khusus Menteri Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Fiki Satari, Kadis Koperasi dan UKM Jawa Barat Kusmana Hartadji, serta Co-founder dan President Bukalapak Fajrin Rasyid.
Kini warung mitra Bujalapak jumlahnya sudah mencapai 1,5 juta warung Mitra Bukalapak yang tersebar di 189kota dan kabupaten. Menurut Teten, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri mewujudkan UMKM naik kelas. Karena diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sistem yang terus menerus berjalan. “Yang diperlukan saat ini adalah partner yang bisa membantu UMKM naik kelas.
“Pemerintah tidak bisa sendiri. Perlu SDM dan sistem yang terus menerus dinamis. Kerjasama dengan Bukalapak dimana pemerintah tidak perlu keluar uang. Yang diperlukan sekarang adalah partner yg bisa bantu UMKM naik kelas,” ujar Teten.
Pemerintahan akan memperkuat di sektor pembiayaan. Karena menurut Teten, dengan digitalisasi warung akan memudahkan inklusi keuangan, termasuk bagi sektor mikro. Perbankan akan melihat record digital dan kesehatan warung untuk mengucurkan pembiayaan.
“Kita perkuat di pembiayaan. Dengan digitalisasi warung akan mudahkan inklusi keuangan. Bahkan ke depan sektor mikro yang unbankable, tidak perlu anggunan, tapi cukup data digital mengenai kesehatan warung dan UMKM. Bisa dipake bank untuk mengucurkan pembiayaan,” tambah Teten.
Dia menjelaskan, pembiayaan yang dikucurkan pemerintah untuk mewujudkan koperasi dan UMKM naik kelas sangat besar. Pemerintah memprioritaskan pembiayaan UMKM. Dimulai dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar R190 Triliun dan akan ditingkatkan hingga Rp350 Triliun di 2024. Untuk usaha mikro bantuan diberikan melalui Permodalan Nasional Madani (PNM) yang kini jumlahnya 7,5 juta dan ditargetkan 30 juta pada 2024. Belum termasuk Badan Layanan Umum (BLU) seperti Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB)
“Pemerintah telah kucurkan begitu banyak pembiayaan. Program KUR 190 triliun akan dinaikkan sampai Rp 350 triliun pada 2024. Saat ini, sektor mikro lewat PNM sudah mencapai 7,65 juta, kini pada 2024, jumlahnya sudah mencapai 30 juta usaha. . Artinya separo sektor mikro dibiayai BLU di berbagai sektor. Secara keseluruhan pembiayaan UMKM jadi prioritas,” kilah Teten.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya ingin mewujudkan masyarakat digital atau cardless. Ia mengaku, dari 1,5 juta mitra Bukalapak, 500 ribu di antaranya adalah warung tradisional. Menurut Ridwan, dengan digitalisasi, warung-warung trafidional, telah terjadi peningkatan pendapatan 10 hingga 30 persen dari sebelumnya. “Dari 1,5 juta mitra 500 ribu warung tradisional. Dalam wawancara tadi, semua mendapat manfaat naik 10 sampai 30 persen. Kita ingin menjadikan masyarakat digital dan cardless,” kata Ridwan.
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menjelaskan, peluncuran berbagai layanan transaksi produk virtual di warung Mitra Bukalapak mengukuhkan warung sebagai pilar ekonomi daerah yang krusial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
nasional. Yang lebih penting penyeberangan adalahn menjaga resistensi terhadap gejolak perdagangan global.
“Sejak tahun 2016, Bukalapak telah secara konsisten memberdayakan warung tradisional melalui aplikasi Mitra Bukalapak demi meningkatkan kesejahteraan pemilik warung dan meningkatkan kesanggupan bersaing dengan ritel modern dalam memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujar Rachmat
Dengan tersedianya berbagai layanan produk virtual, seperti warung Mitra Bukalapak menjadi warung dengan produk virtual terlengkap. Kini, koenjadi titik sentuh layanan perbankan untuk masyarakat yang belum memiliki akses terhadap layanan keuangan (unbankable). (bs2)