
JAKARTA (Eksplore.co.id) – Pemerintah menjamin ketersediaan beras di Indonesia dengan mengamanatkan ini kepada Badan Urusan Logistik (Bulog). Namun, langkah ini kadang tidak menjangkau pelosok negeri, padahal kebijakan nasional telah merubah makanan pokok masyarakat di daerah menjadi hanya makan nasi yang diolah dari beras.
Apalagi, harga beras yang diperoleh masyarakat tinggi di daerah, padahal kualitas yang diperolehnya tidak sebanding. Kondisi ini membuat Bulog mesti berperan melakukan operasi pasar dari gudang-gudang di daerah.
Badan Urusan Logistik (Bulog) mengklaim stok beras di wilayah Indonesia aman dan cukup. Langkah ini sedang dilakukan dengan penyiapan sebaran stok beras.
“Bulog terus menyerap gabah dan beras dari para petani sehingga tak ada stok yang terbuang,” kata Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh dalam keterangan pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta pada Minggu (17/5/2020).
Kemudian, Bulog menyebar semua stok yang dimiliki ke gudang-gudangnya di seluruh Indonesia sembari menggelar operasi pasar. Operasi pasar dilakukan Bulog untuk menjamin stok beras tersebar ke seluruh Indonesia. “Bulog juga berupaya mengendalikan stabilitas harga,” ujarmya.
Tri meneruskan pemerintah menargetkan Bulog bisa menjaga ketersediaan beras nasional sebanyak 1 juta ton-1,5 juta ton. Langkah ini dilakukan dengan penyerapan gabah dan beras di mana saat ini Bulog masih melakukan penyerapan kurang lebih hampir 15.000 ton perhari.
“Mudah-mudahan puncaknya nanti di Juni nanti kita bisa menyerap sekitar 20.000 ton per hari,” tandasnya. (mam)