
JAKARTA (Eksplore.co.id) – Pengamat Ekonomi Chatib Basri tidak kaget atas prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati sebesar -0,4%. Itu terjadi akibat pandemi Corona Virus Disease 2019/Covid-19 (Virus Korona) di Indonesia, bahkan itu terjadi secara global.
“Semua dunia mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi, karena berbagai kebijakan mencegah penularan virus, seperti karantina wilayah (lockdown),” katanya dalam konferensi video, Selasa (12/5/2020).
Kondisi ekonomi sangat berat dialami semua negara termasuk Indonesia. Hal ini berbeda dengan krisis likuiditas pada tahun 1998 dan 2008.
“Pertumbuhan ekonomi telah mengalami penurunan dalam satu bulan terakhir setelah PSBB diberlakukan sejak akhir Maret 2020,” ujarnya.
Charib melanjutkan Indonesia hanya meraih pertumbuhan ekonomi senesar 2,9%. Angka ini anjlok dibandingkan target semula sebesar 4%.
“Kontraksi akan semakin dalam pada kuartal II 2020, sehingga dia tak terkejut bila ekonomi bisa terkontraksi mencapai 0,4% pada 2020,” jelasnya.
Walaupun demikian fundamental ekonomi Indonesia diklaim lebih kuat dibandingkan negara-negara lain. Jadi, jika pandemi Covid-19 selesai, maka pemulihan ekonomi lebih cepat dicapai negeri ini. (mam)