SUKOHARJO- Eksplore.co.id – Murdiyatni bersyukur, Jenang ‘Murni’ bikinannya dipesan orang hingga 300-500 loyang sehari. “Bahkan, kalau ada warga yang punya hajatan pesta pernikahan pesanan bisa mencapai seribu cetakan berbagai ukuran,” tutur perajin jenang yang ada di Desa Kedunggudel, Kelurahan Kenep, Sukoharjo ini.

Jenang yang dibikinnya terdapat tiga ukuran. Yang kecil, berukuran 12 x 5 cm harganya Rp 6ribu. Ukuran sedang 18 x 8 cm2 harganya Rp13ribu. Sedangkan yang berukuran besar  28 x 10 cm2  dipatok harga Rp 27 ribu per loyang. “Omzet tiap bulan kotor berkisar Rp 20 jutaan, mas,” kata Murdiyatni lagi.

Menurut dia, perjalanan usaha memang tidak bisa diprediksi, ada pasang dan surut. Namun, berbekal cinta, doa, dan ketekunan, ibu itu mampu mendongkrak usaha hingga terus berkembang. Semula usaha Jenang Murni itu dijalankan bersama suaminya selama beberapa tahun. Kini dia harus banting tulang sepeninggal Supano, suami tercintanya.

Murdiyatni memulai usaha jenang ini dari coba- coba. Karena sebelumnya dia kerja di perusahaan batik. “Tapi saya punya keinginan nanti kalau sudah berumah tangga mau jualan,  tapi ndak kepikir jual jenang, “kenangnya.

Mula-mula, selama setahun Murdi berjualan kue mendut  dan lainnya. Akhirnya mencoba menekuni jenang. Menjualkan jenang buatan saudara. Sore jenang diambil, dan siang hari berikutnya hasil jualan disetor. “Alhamdulillah, dalam waktu setahun saya sudah bisa bikin jenang sendiri sampai sekarang,” ujar janda dua putra ini.

Bu Murdi mengaku usaha jenangnya dirintis tanpa modal. Nol rupiah. Lho? Menurutnya, awal bikin jenang berasal dari pesanan para pelanggannya di pasar tradisional di Kenep. Dari hasil untung jualan itulah modalnya, dibelikan peralatan dan bahan baku. “Pelanggan banyak yang  telpon, bahkan ada yang dari luar daerah seperti Gunung Kidul, Klaten, Wonogiri, dan Jakarta,” ujar perempuan berkerudung ini.

“Dulu saya sama suami, kini almarhum, merintis sampai mampu berdiri seperti ini, Alhamdulilah karena diniati, tekun, kerja keras, dan banyak doa, usaha pun berjalan sampai sekarang,” katanya. Dua putranya kini sudah besar, si sulung, Esti Munjariyah, jadi guru. Adiknya, Eksan Nur Jananto. 

Ada yang menarik dari sisi ibu pembuat jenang ini. Dia sangat terbuka kepada siapa saja dalam berkomunikasi, karena diyakini prasangka yang  posiitif akan membawa energi yang positif pula. Dengan banyak berkomunikasi yang positif dan tidak menutup diri, kini usahanya terus berkembang. 

Industri rumah tangga (IRT) bermerek dagang ‘Jenang Murni’ kini sering dikunjungi orang. “Ibu- ibu dinas baik daerah dan luar kota sering berdatangan, para mahasiswa dari berbagai kampus juga datang. Bahkan media International CNN juga pernah datang bersama rombongan Dinas Pemerintah.”
Terakhir, kunjungan para santri dari Pondok Pesantren  Gontor Putri, pada April 2019.

“Bagi saya pribadi, kalau bisnis mau maju, harus mau membuka  diri yang positif dan doa yang baik, Allah akan selalu menjaga kita. Dan Allah sebaik-baik Maha Penolong, Maha Pelindung dan Maha Pemberi rejeki,” tuturnya.

Proses Pembuatan Jenang
Untuk membuat jenang  bahan bakunya dari beras,  ketan, kelapa, gula merah, garam. Sedangkan peralatannya meliputi;  kenceng  atau semacam penggorengan dari tembaga, selep tepung, selep kelapa, ember, saringan, loyang atau cetakan.

Bagaima cara membuat jenang? Ibu yang aktif di pengajian dan menjadi anggota UKM se -Sukoharjo ini menjelaskan,  mula- mula beras dan ketan dimasak. Kelapa diambil santannya.

Setelah itu santan sebagian buat merendam tepung, sebagian buat menggodok gula merah. Setelah mendidih, tepung yang direndam dimasukkan ke kenceng, lalu diaduk sampai matang selama kurang lebih 5 jam. Baru kemudian dipindahkan ke loyang tempat cetakan jenang.

Ada  kelebihan di jenang bu Murmi ini.  Jenangnya tidak terlalu alot, asli gula Jawa. Walaupun tanpa pengawet, namun makin lama Jenang Murni justru makin padat dan enak. Istilahnya tambah gempi. Hingga tiga hari tidak tengik. “Jenang saya tanpa pengawet, kalau jenang- jenang lain saya tidak tahu mas,” tandasnya. (bs2)

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini