JAKARTA – EKSPLORE (30/5/2018) – Peluang wisata halal dunia menjadikan ceruk manis tersendiri bagi pelaku bisnis. Hal ini tidak lepas dari perkembangan dan pertumbuhan umat Islam di belahan dunia—yang menginginkan pelayanan halal di berbagai bidang. Besarnya potensi bisnis inilah yang membuat Indonesia Islamic Travel Communication Forum (IITCF) yang merupakan lembaga  konsorsium travel Islam di Indonesia, melakukan integrasi dalam memberikan pelayanan kepada masyararakat dalam travel halal, baik domestik maupun luar negeri.

Priyadi Abadi, Founder & Chairman IITCF, dalam keterangannya kepada eksplore  di gedung Bank Muammalat Tower Kuningan  – Jakarta Selatan (30/5),menjelaskan, Indonesia sebagai negara mayoritas penduduknya muslim tentunya harus lebih maju dibandingkan dengan dengan negara lain. Jangan sampai malah justru tetinggal. Bahkan, Indonesia sangat berpotensi menjadi kiblat wisata halal dunia.  Terkait dengan hal ini, dia terus mendorong kepada travel –travel halal di Indonesia untuk bergerak cepat dalam mengambil potensi peluang tersebut.

Apalagi sejauh ini, lanjutnya, target yang dicapai oleh travel halal masih sangat sedikit, yakni 20 persen dan ini perlu akselerasi yang cepat bagi konsorsium travel. “Realitas inilah yang menjadikan IITCF mengajak semua pihak untuk mengembangkan bisnis ini,” terangnya.

Diakui Priadi, bisnis travel halal—sejauh ini perlu perubahan  mindset pada diri masyarakat. Mereka masih mengenal  travel halal hanya sebatas perjalanan ibadah  haji dan umrah saj. Padahal selain itu ada perjalanan lain , seperti wisata ke berbagai negara – negara  Eropa Timur, Balkan, Jepang, Korea, Thailand, Vitnam dll. Negara-negara tersebut saat ini telah membuka diri untuk wisata halal.

Di samping berorientasi dengan wisata mancanegara, IITC akan melakukan kerjasama dengan travel – travel luar negeri untuk memasarkan destinasi halal Indonesia. Apalagi destinasi halal di Indonesia mulai berkembang seperti Padang (Sumatera Barat), Lombok (NTB) dan lain – lain. Model persilangan (cross) marketing travel halal ini, kata Priyadi, akan menjadi model untuk memasarkan produk – produk destinasi halal di Indonesia.

Untuk memasarkan destinasi halal Indonesia dibutuhkan kerja yang sangat ekstra, karena diperlukan kesiapan pihak birokrasi pusat dan daerah yang satu irama. Apalagi fakta – fakta yang ada di lapangan nampak masih jelas perkembangan wisata Indonesia belum diiringi penataan pelaku – pelaku usaha yang profesional khususnya adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Fenomena ini diamini oleh Priyadi dan berharap penataan wisata halal di Indonesia lebih hebat dibandingkan dengan negara – negara lain. (ay)1

 

 

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini