SAMARINDA – Eksplore.co.id – Sosialisasi Gerakan Microfinance Muhammadiyah (GMM) dalam menumbuhkan satu PDM satu BTM terus dilakukan oleh Induk Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM). Bulan lalu di Malang, Jawa Timur telah diadakan pelatihan koperasi syariah BTM.

Kini, kegiatan serupa juga diadakan di Kalimantan Timur (Kaltim). Selama dua hari, 30 – 31 Juli 2019 di Hotel Grand Sawit, Samarinda , ibukota Kaltim, seluruh pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se Kaltim mengikuti pelatihan tentang praktek lembaga keuangan mikro syariah (LKMS). Seluruh materi disampaikan oleh Ketua dan Dirrktur Eksekutif Induk BTM, yaitu Achmad Suud dan AgusYuliawan.

Ketua Induk BTM Achmad Suud, dalam keterangan tertulisnya, menyampaikan, bahwa sosialisasi tentang BTM di Kaltim tidak lepas dari dukungan dan kemitraan Kementerian Koperasi dan UKM. Ia berharap sosialisasi tersebut dapat memberikan harapan baru bagi masyarakat Kaltim, untuk mendirikan BTM, baik berbentuk LKMS atau Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS).

“Untuk itulah kehadiran dari BTM di Kaltim sebuah keharusan, apalagi ini sudah menjadi bagian strategi GMM dalam menyemai microfinance syariah di wilayah Indonesia tengah,” tutur Suud.

Hal senada juga dilontarkan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Suyatman. Dia mengapresiasi kehadiran Induk BTM dalam memberikan literasi dan sosialisasi tentang BTM di Kaltim. Apalagi Kaltim memiliki potensi ekonomi yang sangat luas. Pergerakan ekonomi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan warganya sangat dinamis.

“Tentunya diperlukan satu BTM sebagai pusat keuangan Muhammadiyah yang mampu mengelola manajemen keuangan dengan baik,” kata Suyatman.

Diyakini oleh Ketua PWM Kaltim, peran fungsi BTM memiliki korelasi terhadap pengembangan pilar ketiga Muhammadiyah. Akan tetapi dalam mengelolanya diperlukan profesionalisme yang kuat. Karena itu, ujarnya, untuk mendirikan BTM harus nenyiapkan lebih dulu sumber daya manusia (SDM) yang profesional.

Itu sebabnya, Suyatman minta agar pengurus Muhammadiyah Kaltim memiliki terobosan baru, apakah mengambil SDM BTM dari luar ataukah menugaskan SDM Kaltim untuk belajar mengelola BTM. “Saya rasa dengan pendekatan ini bisa kita wujudkan dengan cepat,” ujarnya.

Sementara itu, Fuad Assaddin, Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM Provinsi Kaltim, menyatakan terimakasih kepada Induk BTM yang telah mengadakan sosialisasi GMM untuk membangun koperasi syariah di Kaltim. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam mengimplementasikan pengembangan koperasi syariah dan prinsip keuangan syariah.

Menurut dia, sejauh ini dukungan masyarakat Kaltim untuk menanggalkan praktek ribawi animonya sangat besar. Sayang tak didukung oleh infrastruktur kelembagaannya. “Saya menyambut gembira kepada Muhammadiyah, khususnya Induk BTM yang telah menginisiasi dan hal ini sesuai dengan kepentingan kebijakan Pemprov Kaltim,” tegasnya.

Fuad juga berharap kepada peserta, usai sosialisasi dan literasi tentang BTM, PWM Kaltim segera membuat pilot project daerah mana yang akan membentuk BTM. Pemprov Kaltim akan mendukung dan memberikan pembinaan, sehingga mampu bermanfaat terhadap pengembangan ekonomi khususnya para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Kaltim. (ag1)

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini