Ilustrasi

JAKARTA (Eksplore.co.id) – Tindakan Chevron Pacific Indonesia (CPI) menghentikan pengeboran di Blok Rokan berdampak serius terhadap stok migas secara nasional.

“Chevron sudah menghentikan pengeboran, padahal mereka masih kontraktor di sana dan baru berakhir pada 2021. Ini sangat mengganggu stok migas nasional. Penurunan produksi nasional pada 2019 pun, antara lain ‘kontribusi’ penghentian pengeboran tersebut,” ujar Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan di Jakarta, Sabtu (25/01/2020).

Menurut dia, selama ini sumbangan Blok Rokan cukup besar, bahkan terbesar kedua setelah Blok Cepu. Rokan juga memiliki cadangan minyak yang luar biasa.

“Jadi masih ada potensi besar di sana. Bahkan sebenarnya, masih ada sejumlah sumur yang belum digarap oleh Chevron. Bahkan kalau penghentian pengeboran ini berlanjut, maka potensi penurunan produksi migas akan kembali terjadi 2020 ini,” kata dia.

Sebelumnya saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Senin (20/1) terungkap PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) sudah tidak mengebor minyak di Blok Rokan, Riau.

Presiden Direktur Chevron Pacific Indonesia Albert Simanjuntak mengungkapkan, perusahaan sudah tak lagi melakukan pengeboran sumur di Rokan pada tahun 2018 karena dinilai sudah tak lagi ekonomis.

Alasan lain penyetopan pengeboran Blok Rokan adalah karena kontrak PT CPI akan habis pada 8 Agustus 2021, yang selanjutnya Blok Rokan akan dikelola PT Pertamina Hulu.(ps)

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini