SUMEDANG – EKSPLORE (5/6/2018) – Pusat Inkubator Bisnis & Kewirausahaan Institut Koperasi Indonesia ( PIBI Ikopin ) bersama IKA Ikopin sukses menyelenggarakan ” One Day Training – Pesantren Bisnis “. Kegiatan Pesantren Bisnis yang dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik & Kemahasiswaan Ikopin ini diadakan pada akhir pekan lalu (2/6/2018) di kanpus Ikopin, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Pesertanya sebanyak 45 mahasiswa Ikopin.
Direktur PIBI Ikopin Indra Fahmi menjelaskan, Pesantren Bisnis yang diselenggarakan di Bulan Ramadhan ini bertujuan untuk mendorong para mahasiswa agar berani mencoba berbisnis sebagaimana dicontohkan oleh para alumni. ”Dan agar tercipta jejaring bisnis antar mahasiswa dan alumni,” kata Indra kepada Eksplore, Selasa (5/6/2018).
Menyambung tujuan tersebut, kata Indra, ke depannya, selepas Pesantren Bisnis, PIBI Ikopin berencana membuat pelatihan bagi mahasiswa yang sifatnya berjenjang dan tematik, berbasis sektor usaha.
Kegiatan Pesantren Bisnis ini menghadirkan lima nara sumber yang juga merupakan alumni Ikopin, masing-masing : Firman Ubaidilah (Ketua Harian IKA Ikopin); Iyus Ruslan pemilik Rumah Makan Cibiuk; Sugeng Wuryanto pemilik Moena Tour & Travel yang telah memberangkatkan 40.000 an jamaah Haji & Umroh; Andi pemilik Batik Andi Solo; dan Andi Juhana , eksportir produk berbasis bambu yang juga penggiat koperasi.
Pada segmen pertama, Iyus Ruslan dan Sugeng Wuryanto menekankan pada proses kreatif berbisnis dan kiat sukses berbisnis. Kedua pembicara ini bukan dari keluarga yang mapan. Namun sejak mahasiswa mereka sudah berani memulai aktivitas yang menghasilkan uang.
Iyus yang kini telah memiliki 21 Rumah Makan Cibiuk di Indonesia dan tujuh di Malaysia, meyakinkan pada para mahasiswa bahwa keberhasilan bisnisnya tak lepas dari empat. Yang senantiasa dilakukannya adalah: Memiliki Impian, Selalu minta Doa pada Emak, Berfikir Positif, Memantaskan Diri (diantaranya melalui Doa), dan ikhtiar (mencari ilmu bisnis, menimba pengalaman dan mencari modal).
Sedangkan Sugeng Wuryanto menekankan perlunya membiasakan sholat malam, membuat suatu tantangan dalam satu siklus hidup, memanfaatkan peluang dan menciptakan tantangan, serta tawakal menerima kenyataan.
Pembicaraan lainnya, Iyus Ruslan mengungkapkan tentang 4 Pilar Bisnis kuliner. Yakni: membangun kualitas, Membangun Standar Pelayanan, Membangun Kebersihan; serta Membangun Administrasi yang baik. ”Tak perlu melakukan promosi jor-joran sebelum empat pilar di atas terbangun,” kata Iyus.
Sementara, Sugeng Wuryanto mengungkapkan bahwa bisnis Umroh & Haji adalah bisnis “Membawa Fisik & Jiwa”. Dalam bisnis ini terdapat banyak hal tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan seperti pengadaan Visa, tiket, dan kuota jamaah. Oleh karena itulah dia berupaya secara total memberikan pelayanan prima pada jamaah. Fokus pada pelayanan inilah yang membuat mereka mencoba menyelengagarakan ibadah Haji Premium ( Haji Khusus VIP Plus) dengan tarif tidak kurang dari Rp 222.750.000.
Pada Segmen kedua, yang menjadi pembicara adalah Andi Juhana dan Andi Kusnanto. Kedua pemateri lebih menekankan pada rencana aksi pasca mengikuti Pesantren Bisnis, Andi Juhana menekankan pentingnya berbagi dan berjamaah termasuk urgensinya pebisnis ( UKM) bergabung membentuk koperasi. Pentingnya berkoperasi adalah dalam upaya meningkatkan posisi tawar dan terciptanya efisiensi dalam bisnis UKM.
Andi Kusnanto pengusaha batik Solo yang juga pemilik SMK Pelita Bangsa Sumber Lawang menilai pentingnya pebisnis “start up” melakukan prinsip Amati, Tiru & Modifikasi ( ATM ) dari produk / jasa yang sudah mapan. Andi pun saat itu membagi kelompok-kelompok diskusi bisnis antar peserta yang dilanjutkan dengan bimbingan bisnis melalui WhatsUp. (b1)