Memperingati 70 Tahun Persahabatan Indonesia-India

JAKARTA – EKSPLORE (30/5/2018) – Pelukis spesialis pewayangan Iskandar mewakili Indonesia menggelar pameran lukis wayang layang-layang bersama puluhan seniman dari India. Pameran yang digelar di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat itu dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo bersama Perdana Menteri India Narendra Modi, Rabu (30/5/2018).

Bahkan Presiden Jokowi menyempatkan diri bersama Modi ngunduh layang-layang bergambar wayang. Momen itu mengawali kunjungan Modi ke Indonesia sekaligus memperingati 70 Tahun Persahabatan Indonesia- India.

“Saya dari Indonesia memang sendirian. Yang lain semua dari India,” kata Iskandar kepada eksplore. Iskandar memilih spesialis pelukis wayang dengan media dari sampah (uwuh) maupun kaca dan kanvas. .

Tokoh-tokoh pewayangan yang ditampilkan khusus bertema Ramayana, baik yang berasal dari Kerajaan Ayodya dengan raja Ramawijaya maupun kerajaan Alengka dengan raja Rahwana alias Dasamuka.

  • Selain Rama dan Rahwana, tokoh wayang yang dipamerkan lainnya antara lain Dewi Sinta, Hanoman, Kumbokarna, Wibisana, juga Indrajit. Yang unik, satu lukisan layang-layangnya berukuran 4,3 x 3 meter dengan sosok Batara Ghana, sang dewa pendidikan.

    Iskandar paling kiri, bersama layang-layang lukisan wayang Batara Ghana, di Monas (30/5/3018).

Ramayana, kata Iskandar, menceritakan upaya pembebasan Dewi Sinta, permaisuri Rama oleh Rahwana. Untuk itu Rama mengutus pasukan kera yang dipimpin Hanoman untuk menyerbu Alengka. “Cerita Ramayana menampilkan sosok jahat dan baik, sosok kesatria pembela tanah air,” kata anggota Perhimpunan Pencinta Alam Indonesia (HPAI) Panorama ini.

Saat ini, pria kelahiran Yogyakarta ini banyak menginisiasi warga bantaran Kali Ciliwung (Bacili) di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Sehingga, kampung itu tidak lagi kumuh, tapi dihuni oleh warga yang kreatif. ”Saya mengajak teman-teman di Bacili untuk menata kampung dengan memanfaatkan barang bekas atau uwuh menjadi media lukis wayang,” tutur sarjana akuntansi ini.

Pertengahan tahun lalu, Iskandar mengadakan pameran tunggal di Bangkok selama dua pekan. Di ibukota Thailand itu, Iskandar menyempatkan diri mengadakan workshop melukis wayang. ”Yang ikut pelatihan bahkan ada yang doktor, bahkan profesor,” ujarnya senang.

Walaupun berlatar belakang wayang, banyak loleksi lukisannya yang dimodifikasi sebagai bentuk kritisi terhadap perkembangan sosial di masyarakat. Misalnya bertema korupsi merajalela di Indonesia, pilkada dan pilpres. ”Pelukis juga harus bisa mengkritisi keadaan negeri ini agar menjadi lebih baik,” itu harapan yang diungkap pemilik Omah Sawo yang ada di kampung Sapen, Yogya. Di Omah Sawo itulah Iskandar dibesarkan dan bergaul dengan kalangan seniman dan pencinta alam. (b1)

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini