Oleh Mei Kusnadi*
TIDAK kebayang putaran zaman segelap ini. Juga, tidak kebayang di Barat yang angka statistiknya lebih terbuka ada cerita, semua data-data tentang kegelisahan manusia (bunuh diri, depresi, konflik dalam keluarga, perceraian) menunjukkan tanda-tanda meningkat drastis. Ajakannya kemudian, kurangi mengeluh tentang pekatnya kegelapan, mari menemukan cahaya di tengah kegelapan.
Angka pengangguran yang tertinggi di sepanjang sejarah memang sejenis kegelapan. Tetapi waktu yang berlimpah bisa digunakan untuk menyempurnakan ketrampilan kita. Sebut saja kita seorang salesman, baca dan tonton lagi hal-hal yang berhubungan dengan salesmanship, sehingga begitu keadaan membaik kita menjadi salesman yang lebih baik.
Ekonomi yang turun tajam di mana-mana memang sejenis kegelapan. Tetapi ada sahabat yang berpesan indah seperti ini: “Selalu ada kesempatan di balik setiap kesulitan”. Dengan demikian, bangkitkan kreasi dan inovasi, serta temukan peluang baru. Bila statistik lengkap dengan rata-rata membenci penyimpangan, tidak demikian dengan zaman krisis sekarang ini, peluang sering tersembunyi di balik hal-hal yang menyimpang.
Epidemi virus corona yang tidak menentu memang sejenis kegelapan. Terapi berhenti berperang melawan alam dan belajar menyelaraskan diri dengan alam . Untuk direnungkan lebih dalam, setiap makhluk di alam ini membawa misi suci. Dan misi suci virus corona membuat udara lebih segar, kadar carbon dioksida menurun da manusia lebih bersahabat dengan alam.
Dengan cara pandang yang lebih bersahabat ini manusia akan lebih mungkin selamat. Sebagaimana diajarkan para peneliti energi, bila energi di dalam penuh ketakutan seseorang mengundang datangnya kegelapan. Bila energi di dalam seseorang adalah keyakinan, apalagi penuh belas kasih, ia mengundang datangnya keberuntungan.
*Mei Kusnadi, seorang direktur perusahaan di Bekasi, redaktur majalah mahasiswa Gems (FNT UGM, 1985-1988)