Yogyakarta (Eksplore.co.id) – Dalam mengembangkan pilar ketiga (bidang ekonomi) Muhammadiyah, Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) siap berkolaborasi dengan berbagai pihak internal maupun eksternal Muhammadiyah. Pihak internal seperti majelis, lembaga dan organisasi otonom lainnya.

Dengan demikian konsolidasi kewirausahaan dan pengembangan ekonomi Muhammadiyah bisa cepat tercapai. Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat JSM Bambang Wijonarko dalam acara safari bisnis dan halal bihalal JSM dengan tema: “0Membangun Ekonomi Berkebudayaan dan Berkemajuan” di aula Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (15/05/2022).

Acara tersebut dihadiri oleh narasumber Ketua PWM DIY Gita Danu Prana, budayawan Emha Ainun Nadjib, Munichy Edrees, Direktur Bisnis Bank KB Bukopin Syariah Agus Suhendro, Vice President Operation Antaraja Jimmy Krismiardhi, owner Bahana Batik Erwin Yuniarti, dan Nugroho Dwi Sasongko dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

Untuk mengoptimalkan kolaborasi dengan elemen di Muhammadiyah, lanjut Bambang, JSM akan mengoptimalkan peran dan fungsi Muhammadiyah Business Center (MBC). Selama ini MBC telah berkolaborasi dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dalam membentuk inkubator dan kluster – kluster bisnis JSM. Tentunya kolaborasi ini akan disinergikan dengan berbagai elemen yang ada di Muhammadiyah.

“Kami sadar untuk menggerakkan pilar ketiga Muhammadiyah tak bisa sendiri oleh JSM karena itu diperlukan berbagai pihak dan kami siap berkolaborasi,”kata Bambang.

Sementara Ketua PWM DIY Gita Danu Prana mengatakan, selain JSM dan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan dalam menggerakkan ekonomi Muhammadiyah, perlu peran Lazismu, Majelis Wakaf dan Majelis Pemberdayaan Muhammadiyah (MPM). “Keberadaan JSM harus bisa berkolaborasi dengan mereka untuk membangun koneksitas dan integrasi,” ucapnya.

Potensi ekonomi Muhammadiyah, kata Gita, luar biasa besarny. Salah satu contohnya adalah tanah wakaf. Di Yogya saja ada 240 hektar tanah wakaf yang belum di optimalkan secara ekonomi. Di sinilah diperlukan peran dari JSM melalui kolaborasi bisnis dmmagar dapat memanfaatkan peluang-peluang ekonomi tersebut.

“Itu baru satu peluang, sementara di Muhammadiyah banyak sekali potensi – potensinya. Maka karya – karya JSM ke depan dipelurkan untuk mewujudkan peluang ekonomi itu,” kata Gita.

Peran Bank Syariah

Untuk mewujudkan karya bisnis dan bukan sekadar wacana bisnis, kata Ketua PWM DIY, perlu ada konsolidasi yang terus-menerus dilakukan oleh JSM. Sementara itu, bank syariah siap untuk memback-up permodalannya.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Bank KB Bukopin Syariah Agus Suhendro. Dia mengatakan, bahwa produk- produk perbankan syariahnya memiliki banyak instrumen untuk menjembatani berbagai bisnis di Muhammadiyah. Bahkan sudah ada base practice pembiayaan kepada Amal Usaha Muhammadiyah baik pendidikan dan kesehatan yang sudah di praktekkan. Tinggal bagaimana untuk mengoptimalkannya itu di berbagai sektor yang ada selama ini.

“Maka dari itu kerjasama dengan JSM dan terwujudnya MBC- JSM adalah sebuah kolaborasi strategi dalam memaksimalkan peran bank syariah dalam mendukung pengembangan pilar ketiga Muhammadiyah,” terang Agus. (bS)

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini