DENPASAR (Eksplore.co.id) –
Globalisasi menjadikan ruang komunikasi semakin terbuka dan disparitas interaksi manusia menjadi semakin sempit. Dan pasar global adalah sebuah pergaulan antarbangsa dengan berbagai peluang dan tantangannya.

Bagi Muhammadiyah, pasar global adalah peluang untuk mewujudkan perdamaian sekaligus  kesejahteraan masyarakat. Itulah ide dasar Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (MEK–PPM) menyelenggarakan Forum Bisnis Muhamadiyah Internasional (Muhammadiyah International Business Forum/MIBF) pada tanggal 25 – 27 November 2019 di Denpasar, Bali.

Tema yang diangkat adalah “Menjalin Sinergisitas Ekonomi Ummat Menuju  Indonesia Yang Mandiri.” MIBF, kata Ketua MEK – PPM Mohammad Najikh, merupakan rangkaian konsolidasi ekonomi yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam rangka meneguhkan kembali pilar ketiga (bidang ekonomi) yang merupakan amanah Muktamar Muhammadiyah ke–47 thn 2015 di Makassar, Sulawesi Selatan. 

“Jadi dengan adanya MIBF ini, kami ingin semua basis kekuatan dan jaringan  yang dimiliki oleh MEK–PPM bisa bertemu untuk saling melakukan elaborasi dan  memanfaatkan potensi ekonomi untuk bersama–sama  mengembangkan  gerakan dakwah Muhammadiyah,” tutur Najikh dalam keterangan tertulisnya kepada Eksplore.co.id, Sabtu (9/11/2019).

Melalui MIBF, kata Najikh, MEK–PP Muhammadiyah ingin mengajak semua jaringan kekuatan ekonomi Muhammadiyah untuk mengembangkan pilar ketiga. Caranya, harus keluar dari kotak pandora. Artinya sudah saatnya warga Muhammadiyah untuk berinteraksi dengan pasar global. Hal itu tak lepas dari  luasnya jaringan Muhammadiyah yang sudah tersebar di berbagai negara. Adanya kemajuan teknologi dan informatika,  mengharuskan Muhammadiyah untuk berinteraksi dengan pasar global.

“Karena itu, dengan adanya MIBF, MEK–PPM ingin mempercepat akselerasi tersebut sehingga implementasi pilar ketiga bukan sekadar menembus ranah domestik, saja tapi juga untuk pasar global,” kata Najikh lagi.

Najikh mengungkapkan, dalam rangkaian acara MIBF akan dihadiri oleh para narasumber dari mancanegara yang ingin bersinergi bisnis dengan Muhammadiyah. MIBF juga menghadirkan sejumlah menteri  Kabinet Indonesia Maju dan pejabat Bank Indonesia (BI). Mereka akan menyampaikan berbagai kebijakan ekonomi dan entrepreneur Indonesia ke depan.

Para tokoh ekonomi Muhammadiyah juga diundang hadir dan berbicara di MIBF. Di antaranya; Sutrisno Bachir (inspiratory pengusaha nasional), Hendri Saparini (pakar ekonomi), Dahlan Iskan, Teguh Wahyudi (pengusaha international), Sandiaga Salahuddin Uno, juga Nurhayati Subakat (owner Wardah Kosmetik).

“Dengan hadirnya para narasumber tersebut kami berharap para peserta MIBF benar–benar bisa memanfaatkan  peluang–peluang bisnis di acara tersebut,” jelasnya.

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh panitia,  MIBF akan diikuti oleh sekitar 500 orang yang merupakan pengurus MEK Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM), Induk Baitut Tamwil Muhammadiyah (Induk BTM), Asosiasi BPRS Muhammadiyah, Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perguruan Tinggi Muhammadiyah (AFEB PTM) & Asosiasi Dana Pensiun Muhammadiyah.

Di sela MIBF, juga akan diadakan Rapat Koordinasi Nasional Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan muhammadiyah (Rakornas MEK), Silaturrahim Kerja Nasional Jaringan Saudagar Muhammadiyah (Silaknas-JSM), Rapat Koordinasi Induk Baitul Tamwil Muhammadiyah (Rakor Induk BTM), Rapat Koordinasi Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perguruan Tinggi Muhammadiyah (Rakor AFEB-PTM), Rapat Koordinasi Bank Pengkreditan Rakyat Syariah Muhammadiyah (Rakir-BPRSM), dan Rapat Koordinasi Dana Pensiun Muhammadiyah (Rakor DAPENMu).

Sementara itu, Ketua Umum JSM Pusat Bambang Wijonarko menambahkan, event MIBF merupakan  rangkaian kegiatan menjelang Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo-Jawa Tengah, tgl 1-5 Juli 2020. Dengan MIBF ini, semua jaringan ekonomi yang dikoordinasikan oleh MEK – PPM ingin membuktikan diri mampu  bersinergi dalam mendorong sektor riil ekonomi di Muhammadiyah. Semua bergerak secara  berjama’ah. Hal itu dibuktikan adanya sinergisitas yang sudah berjalan antara JSM, Induk BTM dan LazisMu di akar rumput.

“Melalui MIBF di Bali, kami semua ingin mensosialisasikan sinergisitas program tersebut secara nasional agar terus terbangun. Dengan demikian mampu menjadikan trigger terdepan dalam mensukseskan pilar ketiga,” papar Bambang.(ag)

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini