
JAKARTA (Eksplore.co.id) – Sebagian pihak menilai penunjukan Imam Brotoseno sebagai Direktur Utama (Dirut) Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI) tidak transparan. Hal itu terjadi pada proses recruitmen dan rekam jejak.
“Jadi melalui jejak tracing, jejak calon sebelum dicalonkan ditracing dulu, ditelusuri bagaimana karakter, kepribadian, personality, jiwa kepemimpinannya kan bisa,” kata Analis Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah, Minggu (31/5/2020).
Keterbukaan rekam jejak menjadi hal penting, sehingga publik percaya jabatan dipegang orang yang memiliki kredibilitas dan integritas yang baik. Jadi, ini harus diterima publik “TVRI badan publik dan dia berjalan atas dasar publik trust,” ucapnya.
Trubus menganggap akuntabilitas atau pertanggungjawaban Dewan Pengawas (Dewas) kurang kepada publik. Namun, Dewas memutuskan seorang dirut baru.
“Harusnya pada publik menunjukkan ketika dia terpilih, menunjukkan program-programnya ini,” jelasnya.
Dengan demikian, publik wajar melontarkan kritik seperti pemilihan dirut ini lemah. Karena, publik tidak dilibatkan dalam pemiihan tersebut. (mam)